NEW UPDATE

KAPITALIS MERAKIT BOM WAKTU

Rees-Mogg, yang menghibur dirinya dengan khayalan bahwa "Marxisme sudah mati", mendukung politik reaksioner terbuka, yang dengan jelas mengingatkan kita pada ungkapan-ungkapan Kaum Malthusian di jaman Victoria ratusan tahun lalu:

"Mereka (orang-orang miskin) mendapat bantuan untuk menyia-nyiakan hidup mereka melalui satu insentif negatif atas program hak tunjangan yang secara efektif membebani mereka yang meninggalkan program kesejahteraan itu untuk bekerja dengan pajak 100% atau lebih. 

Dalam banyak kasus, nilai total dari bantuan makanan, subsidi sewa rumah, tunjangan pengangguran, suplemen pendapatan, penyediaan sarana kesehatan gratis dan lain-lain pelayanan melebihi pendapatan setelah pajak yang dapat diraih oleh seorang pekerja tidak terampil. Dan tunjangan kesejahteraan, karena definisinya, dapat diperoleh dengan sedikit atau tanpa usaha sama sekali.”

“Anda tidak perlu bangun pagi-pagi sekali dan berdesak-desakan di angkutan kota untuk menjamin hidup Anda.... Penegakan hukum yang longgar juga membuat kemalasan, ketidakmampuan membaca dan kriminalitas menjadi semakin menarik. Anak-anak yang dapat membuat seratus dolar per jam sebagai pencuri atau pengedar narkoba kecil kemungkinannya untuk terkesan dengan kesulitan untuk belajar membaca atau mencari kerja dengan upah minimum yang mungkin akan dapat menjamin hidupnya kelak."

Kerja adalah aktivitas hidup kita yang utama. 

Sejak usia masih sangat muda, kita telah bersiap-siap untuk itu. Seluruh kegiatan bersekolah kita dirancang untuk itu. Kita menghabiskan seluruh kehidupan aktif kita di dalamnya. Kerja adalah basis yang melandasi seluruh masyarakat. Tanpanya, tidak akan ada makanan, pakaian, rumah, sekolah, kebudayaan, seni maupun ilmu pengetahuan.

Dalam makna yang paling nyata, kerja adalah hidup itu sendiri. Penyangkalan atas hak bekerja seseorang berarti penyangkalan atas haknya mendapat standard hidup minimum. Sama saja dengan melucutinya dari harga dirinya, memutusnya dari lingkungan masyarakat beradab, membuat hidupnya sia-sia dan tak bermakna. Ketiadaan lapangan kerja adalah kejahatan terhadap kemanusiaan. Penciptaan satu kelas-bawah di kota-kota Amerika Serikat dan lain-lain negeri adalah satu kutukan yang dilontarkan atas masyarakat modern.

Kutipan berikut mengungkapkan ketakutan dari seorang ahli strategi kapitalis terbesar tentang kecenderungan Barat menuju disinetegrasi sosial:

"Konsentrasi pertambahan populasi yang dikecewakan dan termiskinkan di kota-kota, yang bergantung dari infrastruktur yang rapuh merupakan satu hal yang matang bengkak penuh bahaya. Bukan hanya di sini ada satu kemungkinan besar bahwa solidaritas sosial yang mendasari negara-kesejahteraan akan dipatahkan dalam tahun-tahun mendatang. 

Semakin tingginya biaya untuk menyokong populasi yang bergantung ini akan merupakan cobaan atas kesabaran dari mereka yang lebih berhasil dalam pergulatan ekonomi.... Tapi itu masalah yang akan kita hadapi di abad mendatang.

"Negara-kesejahteraan telah membuat kesalahan yang akan dibayar dalam termin evolusioner. Perempuan kelas-kelas bawah melahirkan 60% lebih banyak anak daripada perempuan kelas menengah - kulit hitam atau putih. Tapi bahkan statistik ini masih kurang memperhitungkan dampaknya atas populasi. Perempuan kelas bawah bukan hanya memiliki lebih banyak anak, mereka juga mulai melahirkan pada usia yang lebih muda, yang membawa kita pada peningkatan deret ukur dari populasi kelas bawah sepanjang waktu."

Di sisi lain Atlantik, perasaan gelap yang sama juga telah menyebar di kalangan ahli strategi kapitalis. Penulis dan ekonom terkenal Amerika, John Kenneth Galbraith, liberal dalam politiknya, tapi tetap saja sampai pada kesimpulan yang mirip. 

Dalam buku terakhirnya, The Culture of Contentment, ia mengeluarkan satu peringatan keras atas kemungkinan terjadinya satu konflik sosial yang muncul dari pembagian kelas dalam masyarakat Amerika:

"Namun kemungkinan akan terjadinya pemberontakan kelas bawah, yang sangat terganggu kenyamanannya, ada dan semakin hari semakin besar. Telah terjadi beberapa ledakan di masa lalu, khususnya kerusuhan-kerusuhan di kota-kota besar di akhir 1960-an, dan ada beberapa faktor yang mungkin akan membawa pengulangan terhadapnya.

"Secara khusus, telah dijelaskan, kedamaian sangat tergantung pada perbandingan dengan ketidaknyamanan yang sebelumnya. Dengan berjalannya waktu, perbandingan itu memudar, dan juga dengan berlalunya waktu janji-janji masa lalu akan satu pelepasan dari kemiskinan relatif - atau pergerakan sosial ke atas - pudar pula. Hal ini khususnya dapat menjadi akibat dari resesi atau depresi yang berkepanjangan. 

Gelombang pekerja yang membanjiri pabrik-pabrik mobil dan bengkel-bengkel di Detroit- para pengungsi dari tanah-tanah pertanian Michigan dan Ontario dan kemudian juga orang-orang kulit putih miskin dari Appalachia - semakin hari semakin banyak jumlahnya. 

Banyak dari mereka yang datang dari Selatan untuk menggantikan mereka kini terdampar dalam pengangguran endemik. Tidak ada yang boleh terkejut jika hal ini akan, satu hari, melahirkan satu reaksi yang penuh kekerasan. 

Telah menjadi salah satu hal mendasar dari mereka yang mendapatkan kenyamanan bahwa mereka yang tidak mendapatkan kenyamanan itu menerima nasibnya dengan pasrah. Kepecayaan semacam itu boleh jadi satu hari akan dibuktikan sebaliknya dengan mendadak dan penuh kejutan."
.
#Kritikan Kaum Sosialis
.








.
Open Now ➤

KECELAKAAN MORAL KAPITALIS


Kecelakaan Moral Kapitalis

Jika kita mengecualikan incest, hubungan badan antara orang tua dan anak, yang kelihatannya ditabukan dalam hampir tiap masyarakat, hanya sedikit saja keharusan moral yang pada kenyataannya memiliki kemutlakan dan kekekalan. "Jangan mencuri" tidak memiliki banyak makna dalam masyarakat yang tidak berdasarkan kepemilikan pribadi. "Jangan berzinah" hanya memiliki makna dalam masyarakat di mana laki-laki mondominasi perempuan, di mana laki-laki ingin menjamin bahwa kepemilikan pribadi akan diwariskan melalui anak-anak lelaki mereka. "Jangan membunuh" selalu dikelilingi oleh berbagai persyaratan, dan kemudian akan segera berubah menjadi sesuatu yang sangat berbeda, bahkan bertentangan.

Contohnya,
"jangan membunuh" kecuali dalam pertahanan diri; atau "jangan membunuh" kecuali orang itu berasal dari suku/bangsa/agama yang lain.

Dalam tiap perang, para prajurit selalu diberkati terlebih dahulu oleh para pemuka agama sebelum mereka maju bertempur untuk membantai prajurit dari bangsa lain. Perintah moral yang mutlak "jangan membunuh" tiba-tiba berubah menjadi relatif jika dihubungkan dengan pertimbangan lain, yang pada pemeriksaan yang lebih teliti, ternyata berhubungan dengan kepentingan ekonomi, teritorial, politik atau strategis dari negara yang terlibat dalam pertikaian itu. Kemunafikan dari semua ini ternyatakan dengan baik sekali dalam bait singkat karya penyair agung Skotlandia Robert Burns, On Thanksgiving For a National Victory:

"Hai kamu orang-orang munafik! apakah ini sebuah lawakan?
Kamu membunuh orang, dan berterimakasih pada Tuhan?
Hentikan demi rasa malu! Jangan lebih jauh berjalan:
Tuhan tidak akan menerima ucapan terimakasih untuk sebuah Pembunuhan."


Perang adalah sebuah fakta kehidupan (dan juga kematian). Telah terdapat banyak sekali perang sepanjang sejarah manusia. Fakta ini boleh dipandang dengan jijik, tapi tidak dapat diabaikan. Lebih jauh lagi, seluruh isu yang terpenting di antara bangsa-bangsa selalu diselesaikan melalui perang. Pasifisme tidak pernah menjadi doktrin yang disukai oleh pemerintah-pemerintah, kecuali sebagai taktik diplomasi, yang tujuan satu-satunya adalah untuk menipu semua orang akan niat sejati dari pemerintah yang diwakili sang diplomat.

Inilah mengapa kita membayar para diplomat itu. "Jangan bersaksi palsu" sama sekali tidak mereka pedulikan. Seorang komandan tentara yang tidak menggunakan segala yang ada dalam kemampuannya untuk menipu musuhnya akan apa yang sebenarnya diniatkannya akan dianggap seorang tolol, atau yang lebih buruk daripada tolol.

Namun demikian, di sini, kebohongan menjadi sesuatu yang terpuji - sebuah kegemilangan militer. Seorang jenderal yang membuka rahasia rencananya pada musuh akan ditembak selaku seorang pengkhianat. Seorang buruh yang mengungkapkan rencana pemogokan pada pengusaha akan dianggap pengkhianat pula oleh rekan-rekan kerjanya. Dari beberapa contoh sederhana ini, jelaslah bahwa moralitas bukanlah sesuatu abstraksi yang supra-historis, melainkan sesuatu yang ber-evolusi secara historis, dan berubah setiap waktu.

Di Abad Pertengahan yang Gelap, Gereja Katolik Roma mengutuk riba sebagai salah satu dosa maut. Kini Vatikan memiliki bank sendiri, dan mendapatkan banyak uang melalui bunga pinjaman. Dengan kata lain, moralitas memiliki basis kelas.

Ia mencerminkan nilai, kepentingan dan cara pandang dari kelas sosial yang dominan. Tentu saja ia tidak akan dapat berhasil memelihara satu tingkat kohesi sosial tertentu jika ia tidak diterima oleh sebagian terbesar penduduk. Maka, ia harus menampakkan dirinya sebagai sesuatu yang mutlak, dan kebenaran yang tak terbantahkan, yang bila dilanggar akan membawa keruntuhan pada seluruh tatanan sosial.

Beberapa gelintir individu yang berani mempertanyakan moralitas selalu dicap sebagai penghujat dan dieksekusi. Mereka dianggap sebagai orang-orang yang "tidak bermoral" - bukan karena mereka tidak memiliki sudut moral tertentu, melainkan karena mereka tidak mau tunduk pada moralitas yang ada. Socrates dinyatakan menularkan pengaruh berbahaya pada kaum muda Athena, sebelum dipaksa meminum racun.

Orang-orang Kristen pertama didakwa melakukan segala macam tindak tak bermoral oleh negara perbudakan yang mengeksekusi mereka tanpa ampun sebelum negara itu memutuskan lebih baik mengakui agama baru ini, supaya dapat membujuk para pemimpin Gereja ke dalam korupsi. Luther dinyatakan sebagai titisan setan, ketika ia membuka serangan atas korupsi yang dilakukan oleh Gereja di abad pertengahan.

#Kritikan Kaum Sosialis



Open Now ➤

AGAMA KAPITALIS DAN SURGANYA

Ironis ketika para pembela tatanan yang ada saat ini menuduh Marxisme sebagai "materialistis", ketika kaum borjuis itu sendiri mempraktekkan jenis materialisme yang paling vulgar dan mengerikan, makna dalam kamusnya, bukan makna filsafatnya. Pengejaran kekayaan, diangkatnya kerakusan sebagai prinsip yang dominan, itulah pusat dari kebudayaan kita sekarang. Inilah agama mereka yang sebenarnya.

Di masa lalu, mereka bersusah-payah untuk menutupi ini sejauh mungkin, bersembunyi di balik segala moral munafik tentang kewajiban, patriotisme, kerja yang jujur, dan segala kepalsuan yang lain. Kini mereka melakukannya secara terbuka. 

Di setiap negeri kita melihat wabah korupsi yang belum pernah terjadi sebelumnya, penggelapan, kebohongan, penipuan, pencurian - bukan pencurian oleh kriminal kelas teri, tapi penjarahan dalam skala masif, yang dikerjakan oleh para pebisnis, politisi, para kepala polisi dan militer dan para hakim. Ujarnya... (Whay Not..???)  Mengapa tidak? Bukankah sudah kewajiban dan takdir kita untuk menjadi kaya?

Trotsky menulis bahwa hubungan uang telah tertanam dalam-dalam di kepala manusia sehingga kita mengatakan bahwa orang itu berharga sekian juta dolar. Uang adalah alat ukur bagi tingkat keterasingan yang hadir dalam masyarakat masa kini sehingga pernyataan seperti itu biasanya dianggap jamak. Maka juga tidak ada orang yang terkejut ketika, sepanjang satu krisis moneter, televisi bicara tentang mata uang layaknya seseorang yang sedang pulih dari sakit tertentu ("Poundsterling/dolar/Deutschmark menguat sedikit hari ini....").

Manusia dianggap sebagai benda, sementara benda, khususnya uang, dipandang dengan ketakjuban yang penuh tahyul, mengingatkan kita pada sikap religius orang-orang liar jaman dulu pada tiang pemujaan dan berhala-berhala mereka. Alasan untuk pemberhalaan komoditi ("fetishism of commodities") dijelaskan oleh Marx dalam jilid pertama Capital.

Buaian monetarisme mengangkat egotisme dan kerakusan menjadi sebuah prinsip. Ambil sebanyak yang Anda dapat, dengan cara apapun yang Anda sanggup, dan biarkan setan mengambil yang ketinggalan..!!! Inilah hakikat inti dari kapitalisme. Itulah hukum rimba, yang diterjemahkan ke dalam bahasa mantra-mantra ekonomi. Setidaknya, ia dianugerahi dengan kebersahajaan. Ia mengatakan terus-terang seperti apa sistem ekonomi kapitalis itu sebenarnya.

Di bawah keadaan ini, berbagai seksi dalam masyarakat mencari jalan keluar melalui obat-obatan dan alkohol. Ketika masyarakat ini tidak lagi rasional, manusia, laki-laki dan perempuan, lari kepada hal-hal yang tidak rasional untuk mendapatkan penghiburan. 

Agama, seperti yang dikatakan Marx, adalah candu, dan jika dituruti sampai titik ekstrimnya dampaknya tidaklah lebih berbahaya daripada lain-lain seperti  obat-obatan dan Alkohol. Kita telah melihat bagaimana ide-ide religius dan mistik telah merasuk, bahkan ke dalam dunia ilmiah. Inilah satu cerminan dari watak jaman yang kini sedang kita lewati.

Keluarga, Keteraturan, Kepemilikan Pribadi dan Agama selalu tertulis pada panji-panji kaum konservatif pembela status quo. Namun, dari seluruh institusi yang kelihatannya kokoh ini, hanya satu, kepemilikan pribadi, yang menjadi kepentingan sejati kelas penguasa. Agama adalah, seperti yang dikatakan Rees-Mogg dengan terus-terang, adalah senjata yang perlu untuk mengatur kaum miskin.

Sebagian terbesar dari anggota kelas penguasa tidak percaya sepatah katapun tentang agama, atau lebih sering pergi ke Gereja daripada mereka pergi menonton opera, untuk memamerkan pakaian mereka yang terbaru. Pemahaman mereka tentang teologi sama kaburnya dengan apresiasi mereka terhadap komposisi karya Wagner, Ring.
.
#Kritikan Kaum Sosialis
Open Now ➤

KAPITALIS MENGANCAM PERADABAN DUNIA

Di tahun 1848, Marx dan Engels telah meramalkan bahwa kapitalisme akan tumbuh menjadi sebuah sistem dunia. Ini telah dibuktikan dengan cara yang hampir-hampir laboratoris di abad ke-20. Dominasi gila-gilaan dari pasar dunia adalah fakta terpenting dari epos ini. Kita mendapati sebuah perekonomian dunia, perpolitikan dunia, diplomasi dunia, kebudayaan dunia, perang dunia.  

Ada dua perang dunia dalam seratus tahun terakhir, dan yang kedua hampir saja memadamkan cahaya peradaban manusia, namun, globalisasi ekonomi tidaklah berarti pengurangan masalah, tapi, sebaliknya, justru merupakan intensifikasi yang dahsyat atas kontradiksi-kontradiksi yang ada.

Dari satu titik pandang yang objektif, kondisi untuk sebuah sosialisme dunia telah hadir selama beberapa dasawarsa. Namun, faktor menentukan yang memungkinkan kapitalisme untuk mengatasi separuh dari kontadiksi-kontradiksi internalnya adalah perkembangan dari pasar dunia. 

Setelah 1945, dominasi atas dunia oleh Amerika Serikat, didikte oleh kebutuhan untuk mengusir revolusi di Eropa dan Jepang dan untuk memagari Blok Sovyet, memberi mereka kesempatan, melalui perjanjian Bretton-Woods dan GATT, untuk memaksa kekuatan kapitalis lain untuk menurunkan tarif dan menyingkirkan lain-lain halangan bagi aliran pasar bebas.

Kebalikan yang paling kontras dari kekacauan perekonomian pada masa-masa di antara dua Perang Dunia ketika intensifikasi dari persaingan nasional memunculkan dirinya melalui perlombaan devaluasi dan perang dagang yang membawa kita pada pencekikan kekuatan produktif di antara dua kekuatan, kepemilikan pribadi dan negara-bangsa. Sebagai akibatnya, masa-masa antar perang adalah masa-masa krisis, revolusi dan kontra-revolusi, yang berpuncak pada pembantaian imperialistik baru di tahun 1939-45.

Para pemilik modal kini tidak lagi tertarik untuk menanam modalnya dalam aktivitas produksi. Almarhum Akio Morita, kepala Sony Corporation, berulangkali mengingatkan di tahun 1980-an bahwa sistem kapitalis telah terjerumus ke dalam bahaya dengan kecenderungan untuk bergerak dari industri produktif ke jasa. Sejak 1950-an,

Amerika Serikat telah kehilangan lebih dari separuh lapangan kerja di bidang industri manufaktur, sementara tiga perempat dari seluruh lapangan kerja berorientasi ke sektor jasa. Kecenderungan yang sama hadir pula di Inggris, yang kini mengalami degradasi ke divisi tiga dalam liga kompetisi kekuatan kapitalis dunia.

Bukannya menciptakan pekerjaan dan meningkatkan kekayaan masyarakat, para monopolis besar kini mengabdikan segunung sumberdaya dalam spekulasi di pasar uang, mengorganisir pencaplokan perusahaan-perusahaan, dan segala macam aktivitas parasitis lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa "Para pebisnis telah menjadi sangat takjub dengan permainan pasar valuta. Mereka telah menemukan bahwa mereka dapat menciptakan keuntungan cepat tanpa perlu menanamkan uang itu dalam bisnis yang produktif. Bahkan beberapa industri telah berpaling kepada kerajaan bursa efek.

Orang-orang yang menghabiskan hidup mereka membungkuk di depan monitor yang menunjukkan transaksi saham paling mutakhir hidup sendirian saja di dunia. Mereka tidak punya kesetiaan. Mereka tidak membuat produk apapun. 

Mereka tidak menciptakan ide-ide baru. Mereka mendagangkan $200 milyar setiap hari di London, New York dan Tokyo. Ini pertaruhan yang sangat besar, bahkan jauh lebih besar dari nilai barang aktual yang dijualbelikan dalam sehari. "Banyak sekali tersedia air untuk bermain ciprat-cipratan di ruang mesin.

Lain halnya dalam kondisi kronis yang menjangkit kulit bumi yang kita diami saat ini. Dalam makna kata yang paling eksplisit, umat manusia saat ini berdiri di atas persimpangan. Di satu pihak, semua potensi untuk membangun surga di dunia telah kita miliki. Di pihak lain, unsur-unsur barbarisme mengancam untuk menelan seluruh planet ini. Sebagai tambahan beban, kita tengah diancam juga oleh kerusakan lingkungan. 

Dalam pengejaran keuntungan yang tergesa-gesa, perusahaan-perusahaan multinasional tengah menghancurkan planet ini. Hutan hujan tropis kini tengah dibabat dengan kecepatan 29.000 mil persegi per tahun [± 74.250 km persegi]. Ini adalah seluas Skotlandia. Orang boleh berspekulasi tentang apa yang menyebabkan kepunahan dinosaurus 65 juta tahun yang lalu. Tapi tidak akan ada keraguan tentang apa yang akan menyebabkan bencana yang sekarang ada di depan mata kita - pengejaran keuntungan yang tak terkendali dan anarki dalam produksi kapitalis.

Bahkan para ilmuwan yang tidak menganut sosialisme telah terdorong menuju kesimpulan (sepenuhnya logis, jika seseorang mau berhenti sejenak untuk berpikir) bahwa satu-satunya jalan keluar adalah sejenis perekonomian dunia yang terencana. Namun, ini tidaklah dimungkinkan bila terus berdasarkan kapitalisme. 

Empat puluh satu negara secara resmi mendukung "Strategi Pelestarian Dunia". Tapi, dengan tiadanya sebuah Federasi Sosialis Dunia, ini hanya di atas kertas saja. Kepentingan dari monopolis-monopolis besar adalah yang menentukan.




Open Now ➤

KAPITALIS DAN MANUSIA MESIN (Robot Bernyawa)

Orang-orang Romawi kuno menggambarkan budak sebagai "alat yang dapat berbicara" (instrumentum vocale). Kini, banyak buruh akan merasa bahwa penggambaran ini dapat juga diterapkan pada mereka. Kita seharusnya hidup dalam satu dunia post-modern, post-industrial, post-Fordist. Tapi, sejauh menyangkut kondisi kehidupan rakyat pekerja, apa yang telah berubah? 

Di mana-mana, keuntungan yang telah didapat di masa lalu sedang mengalami serangan balik. Di Barat, standard hidup, bagi sebagian terbesar rakyat, kini sedang ditekan habis. Negara-kesejahteraan sedang digerogoti, dan ketersediaan lapangan pekerjaan tinggal masa lalu.

Di semua negeri, masyarakat sedang dijangkiti oleh satu perasaan gelap yang berkepanjangan. Perasaan ini dimulai dari atas dan menetes ke bawah sampai tingkatan terendah. Perasaan tidak aman yang dilahirkan oleh pengangguran massal permanen telah menyebar ke seksi-seksi angkatan kerja yang di masa lalu beranggapan bahwa diri mereka kebal terhadapnya - para guru, dokter, perawat, pegawai negeri, manajer pabrik - tidak ada lagi yang aman.

Tabungan dari kelas menengah, nilai rumah mereka, juga terancam oleh pergerakan pasar uang dan bursa saham yang tak terkendali. Kehidupan milyaran umat manusia berada dalam genggaman kekuatan membabi-buta yang bekerja dengan satu kengawuran yang akan membuat dewa-dewa masa lalu menjadi sangat rasional bila dibandingkan dengannya.

Manusia menjadi manusia dengan memisahkan diri dari sifat murni kehewanan, yaitu, ketidaksadaran, naluri alamiah semata. Bahkan hewan yang paling kompleks sekalipun tidak dapat menandingi pencapaian umat manusia, yang memungkinkannya bertahan dan menjadi makmur dalam berbagai kondisi dan iklim, di laut, di udara, dan bahkan di antariksa. Umat manusia telah mengangkat dirinya demikian jauh dari keadaan "alami"-nya, keadaan kehewanannya, mereka telah menguasai lingkungan mereka sampai tingkatan yang tak tertandingi. Namun, paradoksnya, manusia masih terus dikendalikan oleh kekuatan-kekuatan yang membabi-buta di luar kendali mereka.

Apa yang disebut "ekonomi pasar" didasarkan pada premis bahwa manusia tidaklah mengendalikan kehidupan dan nasibnya sendiri, tapi merupakan boneka belaka di tangan kekuatan-kekuatan tak kasat mata, yang, seperti seperti dewa-dewa yang rakus dan tak dapat diterka dari jaman dulu, mengatur segala sesuatu tanpa rima atau keteraturan sama sekali. Dewa-dewa ini memiliki pendeta-pendetanya sendiri, yang menghabiskan hidup mereka mengabdi kepadanya. 

Para pendeta ini mendiami bank-bank dan bursa saham, dengan upacara-upacara mereka yang rumit, dan membuat keuntungan yang menebalkan pundi mereka melalui upacara itu. Tapi, ketika dewa-dewa marah, para pendeta itu panik, seperti sekawanan hewan yang berlarian ketakutan, dan dengan insting yang sama.

Beberapa dasawarsa lalu, dengan yakin diramalkan bahwa derap maju ilmu pengetahuan dan teknologi akan menyelesaikan semua masalah yang dihadapi umat manusia. Di masa depan manusia tidak akan lagi risau dengan perjuangan kelas, tapi dengan masalah mengisi waktu luang. Ramalan ini sama sekali bukannya tanpa dasar. Dari sudut pandang yang murni ilmiah, tidak ada alasan mengapa kita tidak seharusnya dimungkinkan mengurangi hari dan jam kerja, sekaligus meningkatkan hasil produksi dan standard hidup, berdasarkan produktivitas tinggi yang didapatkan dari penerapan teknologi baru. Tapi situasi sesungguhnya sangatlah berbeda.

Marx telah menjelaskan jauh-jauh hari bahwa, di bawah kapitalisme, diperkenalkannya mesin, bukannya mengurangi hari kerja, malah cenderung memperpanjangnya. Di semua negeri kapitalis utama, kita melihat satu tekanan tanpa ampun atas kaum pekerja untuk bekerja semakin lama, untuk mendapatkan upah yang semakin rendah. Dalam edisi 24 Otober 1994, Time melaporkan satu peningkatan tajam dari perekonomian Amerika, dengan tingkat keuntungan yang membumbung tinggi: "Tapi kaum buruh mengeluh bahwa bagi mereka pengembangan usaha berarti kelelahan. 

Di seluruh industri Amerika, perusahaan-perusahaan menggunakan lembur untuk memeras tetes keringat terakhir dari angkatan kerja Amerika Serikat; minggu kerja pabrik kini mencapai satu rekor 42 jam, termasuk 4,6 jam lembur. 'Orang-orang Amerika,' Audrey Freedman, seorang ekonom buruh dan anggota redaksi Time, mengamati, 'adalah pekerja paling keras di dunia.' Tiga besar produsen mobil telah mendorong kecenderungan ini ke tingkat ekstrim. Para buruh mereka ditempatkan pada 10 jam lembur seminggu dan bekerja delapan jam pada hari Sabtu rata-rata enam hari dalam setahun."

Teknologi yang baru bukannya memperbaiki taraf kehidupan kaum buruh dalam industri, ia malah digunakan untuk memperburuk kondisi dari para buruh kerah putih. Di kebanyakan bank, rumah sakit dan kantor-kantor besar, posisi para pekerja kini semakin mirip dengan apa yang terjadi di pabrik-pabrik. Rasa tidak aman yang sama, tekanan yang tanpa henti atas sistem syaraf, stress yang sama, yang membawa masalah-masalah kesehatan, depresi dan perceraian.

Di tahun-tahun terakhir para ilmuwan telah kembali pada ide "manusia-mesin", dalam hubungannya dengan bidang robotik dan masalah kecerdasan-buatan (AI, Artificial Intelligence). Ide ini bahkan telah merasuki imajinasi populer, seperti yang ditunjukkan oleh kepopuleran film-film sejenis Terminator, di mana manusia dihadapkan melawan mahluk robot yang dirancang dengan demikian jeniusnya. 

Gejala yang terakhir disebut ini mengungkapkan cukup banyak tentang psikologi yang berkembang saat ini, yang dicirikan dengan dehumanisasi manusia, yang tercampur dengan satu perasaan bahwa umat manusia tidaklah memegang kendali atas nasibnya sendiri, dan ketakutan akan satu kekuatan tak terkendali yang mendominasi kehidupan manusia. 

Padahal, upaya untuk menciptakan kecerdasan-buatan merupakan satu kemajuan dalam ilmu robotik, yang, dalam sebuah masyarakat rasional yang sejati, membuka satu kemungkinan yang gemilang bagi perkembangan umat manusia.

Open Now ➤

CATUR KAPITALISME

Dampak dari krisis kapitalisme yang berkepanjangan ini telah berakibat paling buruk pada moralitas dan kebudayaan. Di mana-mana, gejala disintegrasi sosial nampak mencolok mata.

Keluarga borjuis berpecahan di mana-mana, tapi, karena tidak ada yang dapat menggantikannya, hal ini kemudian malah membawa satu mimpi buruk kemiskinan dan penghinaan bagi berjuta keluarga yang membutuhkan.

Kota-kota Amerika Serikat dan Eropa yang sedang membusuk, dengan kantung-kantung pengangguran dan kehinaannya, adalah satu ladang pembibitan untuk penyalahgunaan obat, kejahatan dan segala macam mimpi buruk lainnya.

Dalam masyarakat kapitalis, orang dianggap sebagai komoditi yang dapat dibuang sesudah tidak dibutuhkan lagi. Barang yang tidak dapat dijual dibiarkan di gudang sampai membusuk. Mengapa manusia harus diperlakukan berbeda? Cuma, halnya tidak demikian sederhana dengan manusia. Mereka tidak dapat dibiarkan kelaparan dan meninggal dalam jumlah besar, karena penguasa takut akan konsekuensi sosialnya.

Jadi, dalam kontradiksi puncak kapitalisme, kaum borjuis diharuskan untuk memberi makan para pengangguran, bukannya diberi makan oleh mereka. Satu keadaan yang benar-benar gila, di mana laki-laki dan perempuan ingin bekerja, untuk menambah kekayaan masyarakat, dan dihalangi untuk itu oleh "hukum-hukum pasar".

Ini adalah masyarakat yang sangat tidak berperikemanusiaan, di mana manusia dianggap lebih rendah daripada benda. Apakah mengherankan bahwa beberapa di antara orang-orang ini berlaku seperti bukan manusia? Tiap hari koran-koran tabloid dipenuhi dengan cerita-cerita horor tentang pelecehan yang mengerikan yang dilakukan terhadap mereka yang paling lemah, seksi masyarakat yang paling tak berdaya - wanita, anak-anak, orang-orang tua.

Inilah barometer paling akurat untuk mengukur keadaan moral masyarakat. Hukum kadangkala menghukum pelanggaran-pelanggaran ini, sekalipun secara umum kejahatan terhadap pemilikan (besar) diselidiki secara lebih bersemangat oleh polisi ketimbang kejahatan terhadap orang. Tapi, dalam semua kasus, akar sosial mendasar dari kejahatan selalu berada di luar jangkauan pengadilan dan kepolisian. Pengangguran merupakan induk dari segala jenis pengangguran. Tapi, masih ada faktor-faktor lain yang lebih halus dan tak kasat mata.

Orang yang tidak memiliki kemungkinan untuk mendapatkan sebuah pekerjaanpun dipaksa berhadapan dengan sebuah pertunjukkan "masyarakat konsumerisme", di mana pencarian dan pembelanjaan uang disajikan sebagai satu-satunya aktivitas yang layak dikerjakan. Orang-orang yang dijadikan teladan dalam masyarakat ini adalah orang-orang yang gemar menyingkirkan sesamanya, orang-orang yang kaya dengan cepat, yang siap menghalalkan segala cara untuk "maju".

Inilah wajah sejati dari "kebebasan berusaha", dari reaksi kaum monetaris - inilah wajah dari seorang petualang yang tak punya prinsip, seorang licik dan penipu, seorang yang picik dan dungu, seorang tukang pukul yang memakai jas mahal, personifikasi dari kerakusan dan pengagulan diri. Inilah orang-orang yang bertepuk tangan melihat penutupan sekolah dan rumah sakit, pemotongan dana pensiun dan lain-lain pengeluaran "yang tidak mendatangkan keuntungan", sementara mereka menumpuk harga dengan mengangkat telepon, bahkan tanpa menghasilkan sesuatupun untuk kesejahteraan seluruh masyarakat.

Ini semua adalah titik impas kapitalisme yang mengancam mendorong kebudayaan manusia kembali pada tingkat kekanak-kanakan, dalam maknanya yang terburuk - seperti seorang uzur kembali ke mentalitas anak kecil. Sebuah masyarakat yang terbelah dan mementingkan diri sendiri tanpa visi, tanpa moralitas, tanpa filsafat, tanpa jiwa, sebuah masyarakat "tanpa gigi, tanpa mata, tanpa perasaan dan tanpa apa-apa"


.
#Kritikan Kaum Sosialis
Open Now ➤

SOSIALISME SEBAGAI IDEOLOGI POLITIK

Sosialisme adalah ajaran kemasyarakatan (pandangan hidup) tertentu yang berhasrat menguasai sarana-sarana produksi serta pembagian hasil produksi secara merata (W.Surya Indra, 1979: 309). Dalam membahas sosialisme tidak dapat terlepas dengan istilah Marxisme-Leninisme karena sebagai gerakan yang mempunyai arti politik, baru berkembang setelah lahirnya karya Karl Marx, Manifesto Politik Komunis (1848).

Dalam edisi bahasa Inggris 1888 Marx memakai istilah “sosialisme” dan ”komunisme” secara bergantian dalam pengertian yang sama. Hal ini dilakuakn sebab Marx ingin membedakan teorinya yang disebut “sosialisme ilmiah” dari “ sosialisme utopia” untuk menghindari kekaburan istilah dua sosialisme dan juga karena latarbelakang sejarahnya. Marx memakai istilah “komunisme” sebagai ganti “sosialisme” agar nampak lebih bersifat revolusioner (Sutarjo Adisusilo, 1991: 127).

Sosialisme (sosialism) secara etimologi berasal dari bahasa Perancis sosial yang berarti kemasyarakatan. Istilah sosialisme pertama kali muncul di Perancis sekitar 1830. Umumnya sebutan itu dikenakan bagi aliran yang masing-masing hendak mewujutkan masyarakat yang berdasarkan hak milik bersama terhadap alat-alat produksi, dengan maksud agar produksi tidak lagi diselenggarakan oleh orang-orang atau lembaga perorangan atau swasta yang hanya memperoleh laba tetapi semata-mata untuk melayani kebutuhan masyarakat.

Dalam arti tersebut ada empat macam aliran yang dinamakan sosialisme:
  1. sosial demokrat,
  2. komunisme,
  3. anarkhisme, 
  4. sinkalisme
Sosialisme ini muncul kira-kira pada awal abad 19, tetapi gerakan ini belum berarti dalam lapangan politik. Baru sejak pertengahan abad 19 yaitu sejak terbit bukunya Marx, Manifes Komunis (1848), sosialisme itu (seakan-akan) sebagai faktor yang sangat menentukan jalannya sejarah umat manusia.

Bentuk lain adalah sosialisme Fabian yaitu suatu bentuk dari teori sosialisme yang menghendaki suatu transisi konstitusional dan pengalihan bertahap pemilikan dan sarana produksi kepada Negara. Tidak akan dilakukan teknik-teknik revolusioner dan lebih ditekankan pada metode pendidikan. Aliran ini mencoba cara yang praktis untuk memanfaatkan semua sarana legislatif untuk pengaturan jam kerja, kesehatan, upah dan kondisi kerja yang lain.

Bentuk sosialisme ini didukung oleh Fabian society yang didirikan 1884. Tokoh gerakan sosial di Inggris berasal dari kelompok intelektual di antaranya George Bernard Shaw, Lord Passfield, Beatrice Webb, Graham Wallas dan GDH Cole (Ali Mudhofir, 1988:90).

Dalam perkembangannya, Lenin dan Stalin berhasil mendirikan negara “komunis”. Istilah “sosialis” lebih disukai daripada “komunis” karena dirasa lebih terhormat dan tidak menimbulkan kecurigaan. Mereka menyebut masa transisi dari Negara kapitalis ke arah Negara komunis atau “masyarakat tidak berkelas” sebagai masyarakat sosialis dan masa transisi itu terjadi dengan dibentuknya “ Negara sosialis”, kendati istilah resmi yang mereka pakai adalah “negara demokrasi rakyat”.

Di pihak lain Negara di luar “Negara sosialis”, yaitu Negara yang diperintah oleh partai komunis, tetap memakai sebutan komunisme untuk organisasinya, sedangkan partai sosialis di Negara Barat memakai sebutan “sosialis demokrat” (Meriam Budiardjo, 1984: 5).

Dengan demikian dapat dikemukakan, sosialisme sebagai idiologi politik adalah suatu keyakinan dan kepercayaan yang dianggap benar mengenai tatanan politik yang mencita-citakan terwujudnya kesejahteraan masyarakat secara merata melalui jalan evolusi, persuasi, konstitusional-parlementer dan tanpa kekerasan.



Open Now ➤

SOSIALISME ALA MARX

SOSIALISME MARX

Karl Marx (1818-1883) Sosialisme Marx pada mulanya merupakan sebuah aliran pemikiran ekonomi, namun kemudian disebabkan oleh tuntutan sejarah lantas berkembang menjadi aliran pemikiran kemasyarakatan dan ideologi politik yang revolusioner.

Pada mulanya pula, dibanding dengan ajaran yang dikemukakan oleh Robert Owen dan Bakunin, ia dipandang sayap moderat dari sosialisme. Namun ia segera menjadi revolusioner setelah daripadanya timbul gerakan¬gerakan buruh dan sosialisme internasional.

Sebagai aliran pemikiran ekonomi Marxisme menggariskan tatanan kehidupan ekonomi tanpa kelas, yang didalamnya kepemilikan sarana produksi bersifat kolektif. Tujuan itu bisa dicapai dengan menghapuskan pemilikan pribadi dan mendistribusikan kekayaan beserta sumber-sumbernya kepada rakyat banyak secara merata.

Pandangan ini kemudian diperluas menjadi sistem nilai yang mencakup semua aspek kehidupan. Apabila tidak, maka kemudia perubahan sosial dan ekonomi tidak bisa digerakkan. Ajaran Marx berubah secara dramatik menjadi ideologi politik dan kenegaraan yang revolusioner pada akhir abad ke¬19, dan mencetuskan timbulnya gerakan¬gerakan revolusioner, khususnya di Rusia. Apalagi setelah diolah oleh Lenin yang mengharuskan adanya sebuah partai yang memperjuangkan ide¬ide komunisme Marx.

Karena pertimbangan¬pertimbangan untuk mencetuskan revolusi itulah Karl Marx menyusun suatu falsafah kehidupan untuk menopang faham sosialismenya di bidang ekonomi dan politik. Sebagaimana telah diketahui, sosialisme Marx menumpukkan pertahian pada masalah kebendaan dan perut.

Dengan demikian ajarannya termasuk ke dalam faham materialisme dengan memasukkan masalah sosial ekonomi, yaitu masalah pertarungan kelas dan nilai tambah ke dalamnya. Masalah yang bersifat kerohanian tersingkir jauh dari ajarannya. Pandangannya itu kemudian dikenal sebagai faham materialisme historis atau materialisme dialektik (dialectical materialism).

Ia mengecam sosialisme Fourier dan Robert Owen sebagai utopia karena tidak menunjukkan jalan bagaimana mencapainya. Marx sendiri sebenarnya juga tidak menunjukkan jalan, kecuali memberikan dasar¬dasar ilmiah dan menjelaskan syarat¬syarat dalam mencapai masyarakat sosialis.

Arah kebendaan dan kecenderungan sosialis pemikiran tokoh ini sangat dipengaruhi oleh perjalanan dan pengalaman hidupnya yang pahit, khususnya semenjak ia menyelesaikan kuliah di Unversitas Berlin. Ia mendalami pemikiran¬pemikiran falsafah yang sedang naik daun pada masanya, khususnya falsafah Hegel. Ia mendalami teori¬teori ekonomi David Ricardo dan Adam Smith, serta pemikiran politik Voltaire dan Rousseau.

Ia tertarik dengan pemikiran sosialisme yang berkembang di Prancis. Semua itu mempengaruhi jalan pikirannya yang radikal. Jika hendak dirumuskan ada unsur pokok dalam kehidupan ekonomi yang begitu menarik perhatian Marx untuk dipecahkan:
  1. Materialisme dialektik yang menggerakkan perubahan sosial dalam sejarah umat manusia;
  2. Pertarungan kelas antara kaum kapitalis dan kaum buruh atau proletar; 
  3. Nilai tambah dalam ekonomi.

Open Now ➤

SEJARAH DAN PENDIRI SOSIALISME

Sosialisme mula¬mula muncul sebagai reaksi terhadap kondisi buruk yang dialami rakyat dibawah sisitem kapitalisme liberal yang tamak dan murtad. Kondisi buruk terutama dialamai kaum pekerja atau buruh yang bekerja di pabrik¬pabrik dan pusat¬pusat sarana produksi dan transportasi.

Sejumlah kaum cendikiawan muncul untuk membela hak¬hak kaum buruh dan menyerukan persamaan hak bagi semua lapisan, golongan, dan kelas masyarakat dalam menikmati kesejahteraan, kekayaan dankemakmuran. Mereka menginginkan pembagian keadilan dalam ekonomi.

Diantara tokoh¬tokoh awal penganjur sosialisme dapat disebut antara lain:
  1. St. Simon (1769¬1873),
  2. Fourie (1770¬1837), 
  3. Robert Owen (1771¬1858) 
  4. Louise Blanc (1813¬1882).
Setelah itu baru muncul tokoh-¬tokoh seperti Proudhon, Marx, Engels, Bakunin, Lenin dan lain sebagainya.

St. Simon (1769¬-1873) dipandang sebagai bapak sosialisme karena dialah orang pertama yang menyerukan perlunya sarana¬sarana produksi dimiliki sepenuhnya oleh pemerintah/negara. Gagasannya merupakan benih awal lahirnya sistem kapitalisme negara (state capitalism).

Fourie (1770¬-1837), tokoh sosialis berikutnya, adalah orang pertama di Eropa yang merasa prihatin melihat pertarungan tersembunyi antara kaum kapitalis dan buruh. Dia mengusulkan kepada pemerintah Prancis agar membangun kompleks perumahan yang memisahkan kelompok-kelompok politik dan ekonomi, yang dapat menampung empat hingga lima ratus kepala keluarga.

Ia menganjurkan hal ini untuk menghentikan pertarungan dan pertentangan ekonomi antara kaum kapitalis dan buruh. Pandangan ini tidak mendapat tanggapan positif, sednagkan ajaran St. Simon banyak mendapat pengikut serta mendorong lahirnya Marxisme di kemudian hari.

Robert Owen (1771¬-1858), seorang ahli ekonomi yang berpandangan sam adengan Fouriee. Tetapi pandangan kurang bulat dibanding pandangan para pendahulunya. Ia mengajarkan pentingnya perbaikan ekonomi seluruh lapisan masyarakat dan penyelesaian masalah yang timbul antara kaum kapitalis dan buruh. 

Caranya melalui berbagai kebijakan yang dapat mengendalikan timbulnya kesenjangan ekonomi dan kecemburuan sosial. Ia sendiri pernah menjadi manajer sebuah pabrik. Pengalamannya sebagai manajer sangat mempengaruhi pemikiran ekonominya. Sekali pun demikian ide¬idenya dianut banyak orang di Inggris.

Louis Blanc (1813¬-1882) adalah tokoh yang revolusioner dan ikut membidangi meletusnya revolusi Prancis. Manurutnya salah satu kewajiban negara ialah mendirikan pabrik¬pabrik yang dilengkapi dengan segala sarana dan bahan produksi , termasuk peraturan¬peraturan yang mengikat. Elanjutnya jika pabrik itu telah berjalan dengan baik diserahkan kepengurusannya kepada buruh dan pegawainya untuk mengatur dan mengembangkan secara bebas.

Organisasi dan manajemen pabrik sepenuhnya dibebankan kepada buruh, begitu pula kewenangan memajukan produksi, mencari pasar dan pembagian keuntungan. Sosialisme yang diajurkan Louis Blanc disebut sosialisme kooperatif. 

Manurutnya kapitalisme akan hilang dengan sendirinya apabila gagasan¬gagasannya itu diwujudkan. Sayang, seruannya itu kurang mendapat tanggapan khalayak. Bahkan ia ditentang keras oleh para politisi dan ekonom. Pada tahun 1882 di Inggris berdiri kelompok Fabian Society yang menganjurkan sosialisme berdasarkan gilde.

Tetapi pada akhir abad ke¬19 sosialisme dan berbagai alirannya yang berbeda¬beda mulai mendapat penerimaan luas di Eropa. Ini disebabkan karena mereka tidak hanya melontarkan ide¬ide dan mengembangkan wacana di kalangan intelektual dan kelas menengah, tetapi juga terutama karena mengorganisir gerakan¬gerakan bawah tanah yang radikal dan bahkan revolusioner.

Pierre J. Proudhon (1809-¬1865) adalah penganjur sosialisme generasi kedua di Prancis setelah generasi St. Simon dan louis Blanc. Tetapi berbeda dengan para penganjur sosialisme lain yang cenderung menghapuskan hak¬hak individual atas sarana¬sarana produksi, termasuk hak petani untuk memiliki tanah garapan.

Proudhon justru bersikeras memperjuangkan dipertahankan hak¬hak individual secara terbatas, termasuk hak petani untuk mengembangkan usahanya. Jadi ia menolak ide kolektivisme penuh dari kaum sosialis radikal (Marx)

Karl Marx (1818-1883), yang merupakan sosialis radikal memiliki pandangan bahwa hak individual harus dihapus, termasuk hak kepemilikan tanah. Di samping itu kaum tani bukan golongan yang penting dalam masyarakat yang bergerak menuju masyarakat sosialis sejati. Marx berpendapat demikian karena faham dialekti materialismenya, yang menganggap bahwa sejarah bisa berubah hanya disebabkan oleh faktor¬faktor produksi dan penguasaan sarana produksi oleh kaum proletar yang selama ini diperas oleh kaum kapitalis.

Perbedaan pandangan antara Proudhon dan Marx inilah yang membuat gerakan sosialis internasional 
mengalami perpecahan pada akhir abad ke¬19, dan sosialisme pun pecah kedalam berbagai aliran seperti :
  • Sosialisme demokrat,
  • Komunisme ala Marx, 
  • Sosialisme anarkis ala Bakunin, 
  • Marxisme¬Leninisme, 
  • Sosialisme ala Kautsky, 
  • Sosialisme Kristen.
Karl Marx berbeda dengan penganjur sosialisme lain sebelumnya. Ia tidak membangun gerakan. Ia tidak memberi ampun sama sekali terhadap hak¬hak individual dalam pemilikan sarana produksi. Ia berpendapat bahwa kekayaan individual bukan sesuatu yang terhormat dan dapat mengangkat martabat atau harkat seseorang. 

Karena dalam kenyataannya ia diperoleh dengan cara memeas habis tenaga dan menindas hak¬hak kolektif rakyat, terutama kaum yang merupakan lapisan terbesar dalam masyarakat industrial.
Kekayaan individual itu justru membuat jatuhnya martabat dan kehormatan seseorang. Karena ia diperoleh dengan jalan tidak bermoral, tanpa rasa malu dan rasa bersalah. Melalui korupsi, penipuan dan berbagai penyelewengan terhadap hukum.

Dehumanisasi yang dilakukan oleh kaum borjuis dan kapitalisme mencapai puncaknya pada akhir abad ke¬19. Marx lantas menulis bukunya Manifesto Komunis, Das Kapital, dan lain¬lain. Dia menyerukan gar kaum buruh sedunia bersatu dibawah panji¬panji perjuangan 'menghapus kelas'. Ia yakin bahwa kedudukan seorang buruh sebenarnya jauh lebih mulia dibanding seorang kapitalis. Alasannya karena buruhlah yang secara langsung memproduksi kekayaan bagi semua orang.


Open Now ➤

VLADIMIR ILYICH LENIN (1831-1886)

Vladimir Ilyich Lenin

Lenin lahir di Simbirsk, Rusia, sebagai anak dari Ilya Nikolaevich Ulyanov (1831 - 1886), seorang pegawai negeri Rusia yang berjuang untuk meningkatkan demokrasi dan pendidikan bebas untuk semua orang di Rusia (wikipedia.org/wiki Lenin). Lenin dikenal ebagai seorang pemimpin politik dan Komunisme di Rusia. Sebagai penganut Karl Marx yang gigih dan setia, Lenin meletakkan dasar politik yang hanya bisa dibayangkan oleh Karl Marx seorang. Lenin lahir di Simbirsk (kini ganti jadi Ulyanovsk untuk menghormatinya) pada tahun 1870. 

Ayahnya seorang pegawai negeri yang patuh tetapi kakaknya Alexander adalah seorang radikal yang dijatuhi hukuman mati karena ambil bagian dalam komplotan mau bunuh Tsar. Pada umur dua puluh tiga Lenin sudah menjadi seorang Marxis yang berkobar-kobar. Bulan Desember 1895 dia ditahan oleh pemerintah Tsar karena kegiatan revolusionernya dan dijebloskan ke dalam penjara selama empat belas bulan. Sesudah itu dia dibuang ke Siberia.

Selama tiga tahun di Siberia (yang tampaknya tidak digubrisnya sebagai siksaan) dia kawin dengan wanita yang juga berfaham revolusioner dan menulis buku Pertumbuhan Kapitalisme di Rusia. Masa pembuangannya di Siberia berakhir bulan Februari 1900 dan beberapa bulan kemudian Lenin melakukan perjalanan ke Eropa Barat. Tak kurang dari tujuh belas tahun lamanya dia berkelana, menjadi seorang mahaguru revolusioner. Tatkala Partai Buruh Sosial-Demokrat Rusia dimana Lenin jadi anggota pecah jadi dua bagian, Lenin jadi pimpinan pecahan yang lebih besar, Bolsheviks.

Perang Dunia I membuka peluang besar buat Lenin. Perang ini membawa malapetaka baik militer maupun ekonomi bagi Rusia dan akibatnya menambah ketidakpuasan rakyat kepada sistem pemerintahan Tsar.. Akhirnya pemerintah Tsar ini digulingkan di bulan Maret tahun 1917 dan untuk sementara waktu tampaknya Rusia dipimpin oleh sebuah pemerintah demokratis. 

Begitu mendengar kejatuhan Tsar, Lenin buru-buru pulang ke .Rusia dan sesampainya di negeri asalnya ia dengan cepat dapat melihat dan mengambil kesimpulan bahwa partai-partai demokratis --walau sudah mendirikan pemerintahan sementara-- tak punya daya kekuatan cukup dan kondisi ini sangat baik buat partai Komunis yang punya pegangan disiplin kuat untuk menguasai keadaan biarpun anggotanya sedikit. Karena itu Lenin mendorong kaum Bolshevik melompat kedepan mengguhngkan pemerintahan sementara dan menggantinya dengan pemerintahan Komunis. Percobaan pemberontakan di bulan Juli tidak berhasil dan memaksa Lenin menyembunyikan diri. Percobaan kedua di bulan Nopember 1917 berhasil dan Lenin menjadi kepala negara baru.

Selaku kepala pemerintahan, Lenin keras tetapi di lain pihak dia amat pragmatis. Mula-mula dia ajukan tekanan yang tak kenal kompromi adanya masa transisi singkat menuju masyarakat yang ekonominya sepenuhnya berdasar sosialisme. Ketika ini tidak jalan, dengan luwes Lenin mundur dan mengambil jalan sistem ekonomi campuran kapitalis-sosialistis. Ini berjalan di Uni Soviet selama beberapa tahun.

Di bulan Mei 1922 Lenin sakit keras sehingga antara serangan sakit itu hingga wafatnya tahun 1924 praktis Lenin tidak bisa berbuat apa-apa. Begitu wafat, jasadnya dengan cermat dibalsem dan dipelihara, dibaringkan di musoleum di Lapangan Merah hingga saat ini. Ciri penting dari Lenin adalah dia seorang yang cepat bertindak sehingga dialah orang yang mendirikan pemerintahan Komunis di Rusia. Dia menganut ajaran Karl Marx dan menterjemahkannya dalam bentuk tindakan politik praktis yang nyata. Sejak bulan Nopember 1917 telah terjadi ekspansi kekuatan Komunis ke seluruh dunia. Kini, sekitar sepertiga penduduk dunia menganut faham Komunis.

Lenin  dikenal sebagai salah seorang marxis terkemuka, sekaligus juga pemimpin revolusi Rusia. Pandangannya tentang sastra senada dengan pandangan Tolstoy. Menurutnya,   sastra harus menjadi sebagian dari perjuangan kaum proletar. Sastra harus menjadi sekrup kecil dalam mekanisme sosial demokratik (Damono, 1979).

Pandangan Lenin mengenai sastra lebih dikenal sebagai pandangan realisme sosialis –aliran seni marxis yang lahir di Rusia-, yang mencoba memaparkan realitas yang berusaha membangun masa depan sosialis dan komunis. Aliran seni realisme sosialis ini berkembang di Rusia sejalan dengan gerakan sosialis (Kurniawan, 1999:73).
Open Now ➤

TEORI TEORI DALAM MAZHAB CHICAGO

Model Lasswell

Harold Lasswell, dalam artikel klasiknya tahun 1948 mengemukakan model komunikasi yang sederhana dan sering dikutif banyak orang yakni: Siapa (Who), berbicara apa (Says what), dalam saluran yang mana (in which channel), kepada siapa (to whom) dan pengaruh seperti apa (what that effect) (Littlejhon, 1996). 

Teori Komunikasi dua tahap dan pengaruh antar pribadi

Teori ini berawal dari hasil penelitian Paul Lazarsfeld dkk mengenai efek media massa dalam kampanye pemilihan umum tahun 1940. Studi ini dilakukan dengan asumsi bahwa proses stimulus bekerja dalam menghasilkan efek media massa. Namun hasil penelitian menunjukan sebaliknya. Efek media massa ternyata rendah dan asumsi stimulus respon tidak cukup menggambarkan realitas audience media massa dalam penyebaran arus informasi dan menentukan pendapat umum.

Teori dan penelitian-penelitian komunikasi dua tahap memiliki asumsi-asumsi sebagai berikut:
  1. Individu tidak terisolasi dari kehidupan sosial, tetapi merupakan anggota dari kelompok-kelompok sosial dalam berinteraksi dengan orang lain.
  2. Respon dan rekasi terhadap pesan dari media tidak akan terjadi secara langsung dan segera, tetapi melalui perantaraan dan dipengaruhi oleh hubungan-hubungan sosial tersebut.
  3. Ada dua proses yang langsung, yang pertama mengenai penerima dan perhatian, yang kedua berkaitan dengan espon dalam bentuk persetujuan atau penolakan terhadap upaya mempengaruhi atau menyampaikan informasi.
  4. Individu tidak bersikap sama terhadap pesan/kampanye media, melainkan memiliki berbagai peran yang berbeda dalam proses komunikasi, dan khususnya dapat dibagi atas mereka yang secara aktif menerima dan meneruskan/enyebaran gagasan dari media, dan mereka yang sematamata hanya mengandalkan hubungan personil dengan orang lain sebagai penentunya.
  5. individu-individu yang berperan lebih aktif (pemuka pendapat) ditandai oleh penggunaan media massa yang lebih besar, tingkat pergaulan yang lebih tinggi, anggapan bahwa didinya berpengaruh terhadap orang lain, dan memiliki peran sebagai sumber informasi dan panutan.
Uses and Gratifications Theory (Teori Kegunaan dan Kepuasan)

Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.

Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007): 
  1. Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan 
  2. berbagai kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan 
  3. struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan 
  4. berbagai percampuran personal individu,
  5. persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut,
  6. berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, 
  7. perbedaan pola konsumsi media
  8. perbedaan pola perilaku lainnya
  9. perbedaan pola konsumsi
  10. kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu
  11. struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.
Uses and Effects Theory

Pertama kali dikemukakan Sven Windahl (1979), merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional mengenai efek. Konsep use (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang hasil dari suatu proses komunikasi massa. 

Penggunaan media dapat memiliki banyak arti. Ini dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi. Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua.

Teori Agenda Setting

Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.

Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. DeFluer (1976), yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat masyarakat modern, diamana media massa diangap sebagai sistem informasi yang memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada tataran masyarakat,kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial.

Secara ringkas kajian terhadap efek tersebut dapat dirumuskan dapat dirumuskan sebagai berikut:
  1. Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.
  2. Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.
  3. Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.
The Spiral of Silence Theory (Teori Spiral Keheningan)

Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.
Open Now ➤

MAZHAB CHICAGO

Mazhab Chicago

Mazhab Chicago adalah Mazhab atau aliran yang bewrasal dari Amerika Serikat. Mazhab Chicago dengan positivisme empirik menitikberatkan penelitiannya pada pemecahan masalah kriminal, prostitusi, dan masalah-masalah lainnya yang timbul akibat industrialisasi dan urbanisasi yang berlangsung sangat cepat di Amerika.

Pada masa puncaknya kejayaan Mazhab Chicago, penelitian komunikasi banyak dilakukan dengan metode kuantitatif, antara lain sebagai akibat dari pendanaan yang disediakan oleh sponsor. 

Sebagai konsekuensinya, penelitian yang semula merupakan kegiatan kreatif perorangan menjadi pekerja secara borongan. Penelitan banyak dilakukan terhadap persuasi, propaganda, dan efek langsung dari media massa pada khalayak. Penelitian komunikasi dengan penekanan pada efek langsung itu, merupakan pengaruh model linear dari Shannon dan Weaver.

Aliran tersebut menyadari bahwa media komunikasi memiliki keperkasaan dalam mempengaruhi masyarakat. Oleh karena itu media massa perlu melakukan penyempurnaan secara sinambung agar acaranya, pengolahannya, penyajiannya, dan penyebarannya menjadi lebih efektif dan efisien.
“aliran empirik menekankan pada efek komunikasi pada khalayak dengan melakukan analisis isi (content analysis) dalam rangka menarik kesimpulan tentang efek komunikasi,”

Tokoh-Tokoh dalam Mazhab Chicago

Mazhab Chicago tokoh-tokohnya adalah :
  • Robert Ezra Park, 
  • Harold D. Lasswell, 
  • Bernard Berelson, 
  • Robert K. Merton, 
  • Daniel Lener, 
  • Ithiel Da Sola Pool, 
  • Wilbur Schramm, 
  • Charles Wright, 
  • David Berlo, dan lain-lain.

Open Now ➤

TEORI TEORI DALAM MAZHAB FRANKFRUT (2)

Teori Keterpisahan Eksistensial (Erich Fromm)

"Fromm merumuskan keterpisahan eksistensial ini dalam kecemasan. Ia berusaha mengangkat perasaan cemas dan kekalutan yang dialami manusia bahwa mereka akan ditinggalkan oleh orang-orang yang mereka kasihi atau mereka akan lebih dulu meningglkan orang-orang terkasihnya. Kecemasan akibat keterpisahan eksistensial ini sama dengan sebuah kesendirian."

Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan mengatasi keterpisahan itu dengan menenggelamkan diri dalam keadaan orgiastik. Mereka menghendaki pengalaman trance untuk melepaskan keterpisahan. Trance ini sendiri bisa melalui dalam diri manusia yakni pada apa yang disebutnya kondisi terdalam kemanusiaan, spiritualitas, atau rohani. Bisa juga dengan bantuan alkohol dan obat bius namun sifatnya sementara. Cara lain adalah melalui aktivitas seksual.

Teori Tindakan komunikatif (Communicative Action Theory), J.Hebermas

Teori tindakan komunikatif menyatakan adanya situasi ideal (ideal speech situation) yang memungkinkan manusia melakukan komunikasi secara terbuka dan setara sebagai basis bagi terciptanya kesungguhan (sincerity), kejujuran (truthfulness) dan interaksi yang intelektual (intelligibility).

Framing Analysis (Erving Goffman 1974)

"Goffman bergeser dari cara pandang interaksionisme simbolik menuju studi struktur kehidupan sosial berskala kecil. Ia melakukan kajian atas sekian banyak struktur yang tidak terlihat dalam masyarakat yang membangun kejadian atau tindakan manusia yang bermakna. Kerangka (frame adalah prinsip organisasi yang memberi definisi atas pengalaman kita. Frame memberikan kita asumsi terhadap apa yang kita lihat dalam kehidupan sosial) "

Public Opinion Theory (Walter Lippmann 1922)

Istilah “komunikasi massa” yang secara umum kita kenal, pada massa itu  belum dikenal, yang digunakan adalah istilah “public opinion”. Lippmann juga menyatakan bahwa peran media massa dalam membentuk opini public. Yang menjadi konsen Lippman adalah kebutuhan akan kebebasan media massa yang secara normative dan public yang terinformasikan.

Symbolik Interactionalism Theory (Mead)

 Menurut perspektif interaksi simbolik, perilaku manusia harus di pahami dari sudut pandang subyek. Teori ini memandang bahwa kehidupan sosial pada dasarnya adalah interaksi manusia dengan menggunakan simbol-simbol. Inti pada penelitian ini adalah mengungkap bagaimana cara manusia menggunakan simbol-simbol yang merepresentasikan apa yang akan mereka sampaikan dalam proses komunikasi dengan sesame. Makna yang mereka berikan kepada objek berasal dari interaksi sosial dan dapat berubah selama interaksi itu berlangsung. Inti dari teori interaksi simbolik adalah “self” atau diri. Mead menganggap konsep diri adalah suatu proses yang berasal dari interaksi sosial individu dengan orang lain ( D. Mulyana, 2001:73 ).

Makna adalah produk interaksi sosial, karena itu makna tidak melekat pada objek, melainkan dinegosiasikan dalam penggunaan bahasa. Negosiasi itu dimungkinkan karena manusia mampu menamai segala sesuatu, bukan hanya objek fisik, tindakan atau peristiwa ( bahkan tanpa kehadiran objek fisik, tindakan atau peristiwa itu).(Arnold M Rose 1974:143 dalam D.Mulyana 2001:72).

Terbentuknya makna dari sebuah simbol tak lepas karena peranan individu yang melakukan respon terhadap simbol tersebut. Individu dalam kehidupan sosial selalu merespon lingkungan termasuk objek fisik (benda) dan objek sosial (perilaku manusia) yang kemudian memunculkan sebuah pemaknaan . Respon yang mereka hasilkan bukan berasal dari faktor eksternal ataupun didapat dari proses mekanis, namun lebih bergantung dari bagaimana individu tersebut mendefinisikan apa yang mereka alami atau lihat. Jadi peranan individu sendirilah yang dapat memberikan pemaknaan dan melakukan respon dalam kehidupan sosialnya.

Namun, makna yang merupakan hasil interpretasi individu dapat berubah dari waktu ke waktu, sejalan dengan perubahan dari faktor-faktor yang berkaitan dengan bentuk fisik (benda) ataupun tujuan (perilaku manusia) memungkinkan adanya perubahan terhadap hasil intrepetasi barunya. Dan hal tersebut didukung pula dengan faktor bahwa individu mampu melakukan proses mental, yakni berkomunikasi dengan dirinya sendiri. Proses mental tersebut dapat berwujud proses membayangkan atau merencanakan apa yang akan mereka lakukan. Individu dapat melakukan antisipasi terhadap reaksi orang lain, mencari dan memikirkan alternatif kata yang akan ia ucapkan.
Open Now ➤

TEORI TEORI DALAM MAZHAB FRANKFRUT (1)

Rasionalitas Positif-Negative  (J.Hebermass)

"pemikiran Habermas menoleh kedalam dua hal, yakni disatu sisi kepada sistem dengan mekanisme dominasi dan distorsi yang diakibatkannya kepada dunia kehidupan, dan disisi lain kepada perumusan pemikiran untuk menciptakan tatanan yang lebih bermoral.merumuskan dua macam rasionalitas, yakni rasionalitas instrumental, yang merupakan bentuk rasionalitas yang membenarkan sistem penindasan oleh logika sistem administrasi dan ekonomi kapitalis untuk mencapai efiensi dan efektifitas sebesar-besarnya demi keuntungan yang bersifat strategik, dan rasionalitas komunikatif, yang berupaya mewujudkan penciptaan ruang publik kritis dan mempunyai potensi untuk mencapai emansipasi melalui komunikasi yang bebas dominasi dan setara. 

Untuk mudahnya, kita bisa membuat distingsi antara rasionalitas negatif, yakni rasionalitas instrumental, dan rasionalitas positif, yakni rasionalitas komunikatif. Akar dari semua permasalahan sosial kontemporer, menurut Habermas, terletak terjadinya distorsi komunikasi yang diakibatkan oleh logika rasionalitas instrumental didalam sistem birokrasi pemerintahan dan sistem ekonomi “merangsek” masuk kedalam dunia kehidupan yang seharusnya bersifat komunikatif".

Teori hegemoni  (Antonio Gramsci)

"Hegemoni adalah dapat diartikan sebagai suatu kondisi di mana kelas yang berkuasa mampu mengadakan kepemimpinan moral dan intelektual (moral and intellectual leadership). hegemoni berlangsung secara ideologis (by ideology),  Ideologi dalam pandangan Gramsci tidak hanya dilandasi oleh sistem ekonomi saja namun tertanam secara dalam dalam semua aktifitas masyarakat. Sehingga, ideologi berartikulasi dalam     kehidupan dengan tidak dipaksakan oleh satu kelompok namun adalah menembus dan diluar kesadaran.Gramsci menjelaskan bahwa hegemoni merupakan sebuah proses penguasaan kelas dominan kepada kelas bawah, dan kelas bawah juga aktif mendukung ide-ide kelas dominan. 

Di sini penguasaan dilakukan tidak dengan kekerasan, melainkan melalui bentuk-bentuk persetujuan masyarakat yang dikuasai.Bentuk-bentuk persetujuan masyarakat atas nilai-nilai masyarakat dominan dilakukan dengan penguasaan basis-basis pikiran, kemampuan kritis, dan kemampuan-kemampuan afektif masyarakat melalui konsensus yang menggiring kesadaran masyarakat tentang masalah-masalah sosial ke dalam pola kerangka yang ditentukan lewat birokrasi (masyarakat dominan). Di sini terlihat adanya usaha untuk menaturalkan suatu bentuk dan makna kelompok yang berkuasa .

Teori Ingatan dan Sejarah Masa Lalu Manusia, Walter Benjamin (1892-1940)

Menurut Benjamin, masa lalu dan masa kini memiliki hubungan sekaligus berada dalam sebuah konstelasi, bukan demi memiliki dirinya sendiri. Masa lalu memiliki potensi sejarah di masa kini dan masa mendatang. Singkatnya, masa lalu sendiri memiliki arti bagi masa kini. Sehinga manusia kini selalu harus mampu merajut relasi yang bermakna dengan pergulatan historis masa lalu dalam wujud sikap solidaritas, yakni kita berjalan maju dalam sejarah dengan "muka menghadap masa lalu dan punggung membelakangi masa depan".

Paham atau pemikiran Benjamin demikian muncul dari refleksi dirinya atas sejarah kehidupan manusia dalam bentuk kritik dirinya terhadap paham historisisme, yang juga secara khusus ia kenakan kepada diri Horkheimer yang mengatakan bahwa sejarah manusia adalah tertutup-closed. Artinya, sejarah kemanusiaan masa lalu sudah tertutup di masa lalu dan tidak memiliki relevansi apa pun dengan sejarah masa kini.
Open Now ➤

MAZHAB FRANKFRUT

Mazhab Frankfurt adalah Mazhab atau aliran yang berasal dari negara Jerman. penelitiannya dinamakan penelitian kritik (critical research) yang menampilkan teori komunikasi kritik. Aliran Frankfurt atau sering dikenal sebagai Mazhab Frankfurt (die Frankfurter Schule) merupakan sekelompok pemikir sosial yang muncul dari lingkungan Institut für Sozialforschung Universitas Frankfurt. 

Para pemikir sosial Frankfurt ini membuat refleksi sosial kritis mengenai masyarakat pasca-industri dan konsep tentang rasionalitas yang ikut membentuk dan mempengaruhi tindakan masyarakat tersebut. Yang dijadikan objek studi adalah peranan media massa dalam kehidupan modern dengan filosofi kritik dalam bentuk lain terhadap kritik Karl Marx. Bukan saja determinisme ekonomi yang ditentangnya, tetapi juga positivisme empirik.

Mazhab Frankfurt atau yang sering dikenal dengan Teori Kritis sendiri merupakan nama dari suatu cara berpikir dan sebuah aliran filsafat yang berkembang di Institut fur Sozialforschung (Lembaga Penelitian Sosial) di Frankfurt, Jerman. Lembaga ini didirikan tahun 1924 oleh Carl Grunberg dengan tujuan untuk mengadakan penelitian-penelitian tentang masyarakat yang bernafaskan Sosialisme dan Marxisme.
Sejarah dan Asumsi-Asumsi

Teori komunikasi kritik ini muncul ketika terjadi aksi-aksi mahasiswa di Eropa Barat pada tahun 1960-an khususnya di Jerman pada tahun 1967 yang menuntut demokratisasi universitas. Aksi-aksi itu kemudian dilancarkan juga kepada media massa yang dianggapnya tidak memperdulikan ketertiban, hukum, tidak mengindahkan hakikat hasrat politik para mahasiswa, terutama pada media cetak.

Teori komunikasi kritik itu semakin semarak, setelah muncul Jurgen Hubermas. Hubermas dikenal sebagai filsuf masa kini tentang kritisnya terhadap pemikiran Marxis. Dalam hubungan ini sebagai pengganti paradigma kerja, Habermas mengacu kepada paradigma komunikasi.

Implikasi dari paradigma baru ini adalah memahami praxis emansipatoris sebagai dialog-dialog komunikatif dan tindakan-tindakan komunikatif yang menghasilkan pencerahan. Hal ini bertolak belakang dengan teori-teori Marxis klasik yang menempuh jalan revolusioner untuk menjungkirbalikan struktur masyarakat demi terciptanya masyarakat sosialis yang dicita-citakan. Habermas menempuh jalan konsensus dengan sasaran terciptanya ”demokrasi radikal”, yaitu hubungan-hubungan soisal yang terjadi dalam lingkup komunikasi bebas kekuasaan.

Cara berpikir aliran Frankfurt dapat dikatakan sebagai teori kritik masyarakat atau eine Kritische Theorie der Gesselschaft. Maksud teori ini adalah membebaskan manusia dari manipulasi teknokrasi modern. Khas pula apabila teori ini berinspirasi pada pemikiran dasar Karl Marx, meskipun tidak menutup kemungkinan bahwa inspirasi Teori Kritis banyak didialogkan dengan aliran-aliran besar filsafat – khususnya filsafat sosial pada waktu itu.

Teori kritis menyatakan bahwa ternyata faktor utama perubahan sosial tidak terletak pada faktor ekonomi saja, tetapi ada faktor-faktor lain, seperti politik- sosiologi dan kebudayaan yang turut juga mempengaruhi dinamika sosial masyarakat dan individu. Aliran frankfrut ingin memperjelas secara rasional struktur yang dimiliki oleh masyarakat pasca industri dan melihat akibat-akibat struktur tersebut dalam kehidupan manusia dan dalam kebudayaan. 

Teori kritis ingin menjelaskan hubungan manusia dengan bertolak dari pemahaman rasio instrumental.Teori kritis ingin membangun teori yang mengkritik struktur dan konfigurasi masyarakat aktual sebagai akibat dari suatu pemahaman yang keliru tentang rasionalitas“.
Open Now ➤

GALERI

 Mantan Komandan Kopasus yang saat ini Menjabat sebagai Kepala Komando Rayon Militer Panca Lautang Sidrap Kapten Arifuddin "Mendukung Kegiatan Sosial Solidaritas Tenaga Sosial Indonesia (STSI)"
.


Sosialisasi Hukum Tentang Bahaya dan Dampak Penyalahgunaan Narkoba "Solidaritas Tenaga Sosial Indonesia (STSI) Bekerja Sama dengan KKN Universitas Muslim Indonesia Angkatan XXI 2013
.

 Silaturahmi "Solidaritas Tenaga Sosial Indonesia (STSI)" di Pondok Pesantren Moderen Rahmatul Asri 2013
 .
Seminar Nasional Badan Koordinasi Hubungan Masyarakat (Bakohumas) di Hotel Aston Makassar.
 .
 Sekjen Kohati Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (Sekjen PB HmI) Mbak Indah Syamsuddin  Mengpresiasi dan Mendukung Kegiatan Sosial (STSI)
.

 Kegiatan Pentas Musik Peduli HIV & AIDS (MAPHAN)

 Aksi Damai Memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia 5 Juni 2012
.

 Solidartas Tenaga Sosial Indonesia (STSI) Turut Mengawal Pilgub Sul-sel
 .
 Petinggi Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM STISIP) Muhammadiyah Rappang Siap Berpartisipasi dalam Kegiatan Sosial (STSI)
.



Open Now ➤
Back To Top