Pada masanya dibentuk sebuah sistem militer yang kuat dan terorganisasi rapi, dikenal dengan sistem Weiso yang mirip dengan sistem Fuping pada zaman Dinasti Tang. Secara politis sitem ini bertujuan menjaga militer tetap kuat namun mencegah ikatan pribadi antara komandan dan prajuritnya
Pelatihan prajurit diadakan di distrik militer masing-masing. Ketika diperlukan untuk berperang kesatuan-kesatuan dari seluruh penjuru negeri akan dipanggil dan berada di bawah komando sebuah dewan perang, lalu seorang komandan akan ditunjuk untuk mengepalai mereka.
Begitu perang berakhir, mereka akan dikembalikan ke wilayah masing-masing dan kuasa militer sang komandan berakhir. Hal ini mencegah terulangnya kembali masalah seperti pada masa akhir Dinasti Tang dan Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara dimana para komandan militer memiliki kekuasaan terlalu besar sehingga mereka cenderung menyalahgunakannya untuk kepentingan pribadi dan memperbaiki kelemahan militer pada masa Dinasti Song dimana militer terlalu dikekang oleh pemerintah pusat sehingga strategi berperang menjadi kaku dan tidak efisien. Kaisar Hongwu menyadari beratnya beban untuk memberi makan prajurit dalam jumlah sebesar itu, dengan sistem Weiso ini kekuatan militer tetap terjaga tanpa terlalu membebani rakyat.
Hongwu memerintahkan pembangunan besar-besaran untuk memperkuat pertahanan di Tembok Besar. Pembangunan ini berlanjut hingga beberapa kaisar Ming berikutnya sehingga Tembok Besar yang berdiri hingga kini sebagian besar merupakan hasil rekonstruksi pada masa Dinasti Ming. Hongwu beberapa kali mengirimkan ekspedisi untuk mengatasi gangguan di perbatasan utara dan pasukannya banyak memperoleh kemenangan.
Di Gansu, mereka berhasil mengalahkan Wang Baobao, namun sayang tidak berhasil menangkapnya. Di wilayah timur laut berhasil mengalahkan jenderal Mongol lainnya, Nahachu, dan memaksanya menyerah.
Admin : Andi Akbar Muzfa, SH