Tenaga Sosial - Permasalahan mengenai konflik perbatasan, demokratisasi dan perlindungan HAM, ketahanan pangan, energi, ekonomi dan perdagangan, pembangunan berkelanjutan, penanganan bencana alam, lingkungan hidup, perubahan iklim, terorisme hingga kejahatan lintas batas menjadi isu-isu sentral yang menjadi pembahasan setiap pertemuan negara-negara anggota ASEAN. Tidak hanya Indonesia, setiap negara anggota ASEAN senantiasa selalu berupaya untuk mempersiapkan juga memperkuat peranan negaranya guna memastikan terciptanya kawasan yang stabil, aman dan damai sebagai salah satu syarat pembangunan ekonomi dan perwujudan Komunitas ASEAN 2015.
Upaya demi upaya terus dilakukan untuk mendukung terciptanya perdamaian (norma culture of peace), kerjasama (cooperation) dan kemitraan di kawasan (partnership), salah satunya dengan mengupayakan integrasi konstruktif berdasarkan kerakyatan (people centered). Dan untuk menyambut hadirnya Komunitas ASEAN 2015 nanti, Indonesia mempunyai setumpuk 'PR' yang harus dipersiapkan segala sesuatunya mengingat peluang serta tantangan yang juga semakin besar.
Adapun peluang yang dapat diamanfaatkan dengan hadirnya Komunitas ASEAN 2015 adalah :
ASEAN Political-Security Community
Poin pertama dari tiga pilar pembentukan Komunitas ASEAN yakni ASEAN Political-Security Community. Hal ini erat kaitannya dengan tindak kriminal, ekstradisi, preventif dan pre-emptif terkait terorisme. Selain itu, human traffic (perdagangan manusia), penyelundupan narkotika dan tindak kejahatan lainnya kerap masih banyak terjadi dikawasan ASEAN. Menyikapi beragam permasalahan political-security yang dihadapi ASEAN, tidak ada pilihan selain menghadapi permasalahan yang ada dan menawarkan satu realitas pilihan kerja sama yang konkret. Indonesia, ASEAN pada umumnya, tentu tidak menginginkan setiap negara mencari penyelesaiannya secara sendiri-sendiri, karena hal tersebut akan beresiko mengganggu stabilitas kawasan.
Untuk menciptakan kawasan yang aman dan damai memang diperlukan adanya kerjasama dari berbagai pihak. Perkembangan dunia telah berubah pesat, bangsa-bangsa di seluruh dunia dituntut untuk menghadapi persaingan yang ketat dalam mengikuti perkembangan tersebut. Dalam menghadapi persaingan antar bangsa ini, tiap negara tidak boleh meninggalkan prinsip untuk saling menghormati kedaulatan negara dan perbedaan yang terkandung dalam eksistensi setiap bangsa serta menempatkan kemerdekaan sebagai nilai tertinggi dalam tata hubungan internasional.
ASEAN Socio-Culture Community
Salah satu model pendekatan yang terbukti efektif di banyak negara sedang berkembang adalah model pengintegrasian masyarakat dalam industri sosial budaya dan pariwisata. Pada dasarnya model ini merupakan salah satu strategi penggunaan peningkatan pendapatan penduduk melalui pengembangan usaha dan optimalisasi penggunaan sumberdaya manusia. Dan menurut saya, saat ini banyak sekali travel-blogger yang turut serta mensukseskan dalam mempromosikan kawasan-kawasan wisata Indonesia.
Untuk menciptakan peluang demi peluang dalam industri pariwisata, kendala pertama yang menghadang adalah persoalan keterbatasan modal dan keterampilan masyarakat sekitar. Kendala lainnya adalah lemahnya kemampuan masyarakat dalam menggalang kekuatan kelompok. Pemberian keterampilan dan permodalan semata tidak akan efektif tanpa wahana yang mampu membangun peningkatan nilai tawar (bargaining power) kelompok menghadapi dinamika dan modernisasi yang ada.
Hal lain yang tidak kalah menarik dalam aspek sosial budaya adalah kesenian daerah di Indonesia. Jika menelisik lebih dalam tentang modernisasi, satu gejala umum yang disepakati adalah kecenderungan modernisasi dalam selebrasi kemutakhiran teknologi-informasi yang membuka pintu-pintu akses informasi seluas-luasnya bagi publik seluruh penjuru dunia. Gejala modernitas yang demikian itu sebenarnya memberikan dampak yang progresif-konstruktif pada kehidupan manusia termasuk dampaknya bagi perkembangan dan kehidupan seni budaya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan yang diharapkan tentu saja dibutuhkan suatu institusi yang kuat untuk melakukan berbagai tindakan bersama. Oleh sebab itu perlu dikembangkan suatu kelembagaan yang tepat agar masyarakat dapat mendapatkan akses dan melihat peluang-peluang besar untuk memperbaiki tingkat kesejahteraan hidup masyarakatnya. Dan diharapkan komunitas ini merupakan jawaban atas segala persoalan yang berkaitan.
ASEAN Economic Community
Kedua pilar sebelumnya jika dapat dikelola dengan baik tentu akan sangat mempengaruhi pilar yang satu ini, ASEAN Economic Community. Ya, perdamaian dan peningkatan nilai sosial budaya akan berdampak langsung pada tingkat ekonomi dan kesejahteraan penduduk suatu negara. Masyarakat Ekonomi ASEAN dalam hal ini bertujuan untuk menciptakan suatu pasar tunggal, yang mencakup perdagangan barang, perdagangan jasa (trade in services) termasuk tenaga kerja maupun investasi.
Aspirasi masyarakat yang berkembang mengisyaratkan perlunya mempercepat upaya-upaya pemberdayaan dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitannya dengan upaya pemberdayaan tersebut, sangat mutlak penciptaan kondisi yang dapat mendorong kemampuan masyarakat untuk memperoleh dan memanfaatkan hak-hak ekonomi, sosial dan politik dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan kemandiriannya.
Selama ini yang terlihat dihadapi masyarakat untuk melakukan peran aktif dalam upaya pemberdayaan adalah sistem kelembagaan yang kurang berkembang, akses terhadap sumberdaya yang ada masih tergolong rendah, lingkungan sosial budaya yang ada kurang atau bahkan tidak mendukung. Untuk mencapai tujuan pemberdayaan tersebut, diperlukan peran aktif masyarakat diiringi lembaga pemerintah, swasta, lembaga swadaya masyarakat dan tokoh-tokoh masyarakat yang bersinergi. Dilain pihak, kesadaran tiap individu sebagai objek sekaligus subyek, sejauh mana mereka sadar akan kondisi dan posisinya, upaya-upaya apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Peningkatan kapasitas SDM masyarakat Indonesia memerlukan perbaikan dan penguatan modal sosial melalui pendekatan Model Kemitraan Sosial, yaitu model pemberdayaan melalui penguatan modal sosial yang pelaksanaannya menganut prinsip sebagai berikut, yaitu:
- Proses pemberdayaan masyarakat yang berpusat pada pembangunan manusia (people centered development),
- Dilakukan atas dasar prinsip partisipatori dan kemandirian masyarakat,
- Multi dimensi sosial, financial dan lingkungan,
- Dilakukan secara bertahap dan multi tahun,
- Berkelanjutan dengan suasana pendampingan bersifat kemitraan (equal role),
- Mengacu pada kesepakatan dan kearifan masyarakat lokal,
- Proses penguatan kesejahteraan melalui tindakan berkelanjutan.
Lebih dari satu dasawarsa telah diberlakukannya reformasi desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia, dimana setiap daerah telah mendapatkan kewenangan yang sangat besar untuk mengatur wilayahnya. Dalam hal ini, jika dikaitkan dengan pembangunan yang berbasis kerakyatan, otonomi daerah harus mampu dimanfaatkan untuk melaksanakan tata kelola dan pembangunan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Sesuai dengan esensi awal penyelenggaraan otonomi daerah sebagai penguatan demokratisasi dan kemandirian ekonomi daerah, juga sebagai bagian dari penciptaan pembangunan berkelanjutan (suistainable development) di Indonesia dan untuk menghadapi AEC di tahun 2015 mendatang.
Menyambut komunitas ASEAN 2015 yang penuh dengan peluang dan juga tantangan besar, mari kita bersinergi melakukan sosialisasi secara besar-besaran agar di 2015 mendatang, harapan kita semua sama agar masyarakat Indonesia mempunyai kesamaan pandang dan paham saat berjalan beriringan sambil bergandengan tangan.
KESIMPULAN
Jika ASEAN mampu mengahadapi semua tantangan itu, maka tantangan-tantangan itu akan berubah menajdi peluang yang sangat menguntungkan.
- ASEAN boleh jadi akan menyebabkan Asia Tenggara menjadi kawasan yang strategis secara ekonomi dan investasi
- ASEAN boleh jadi akan mengikuti jejak Uni Eropa yang terintegarasi secara sukses
- ASEAN boleh jadi akan mengalami peningkatan ekonomi dan keamanan, yang akhirnya tentu akan menjadikan kawasan Asia Tenggara sebagai kawasan yang sukses, layaknya Uni eropa atau Amerika Utara.
Admin : Andi Akbar Muzfa, SH
Labels:
ASEAN,
ASEAN Community 2015