Masa balita mungkin menjadi waktu yang tepat untuk mengetahui bakat si kecil. Salah satu bakat yang paling banyak diminati adalah musik. Namun ada yang unik dari salah seorang musisi ini, ia justru memperkenalkan jenis musik DJ (disc jockey) kepada balita.
Natalie Weiss membuka sebuah sekolah DJ khusus untuk balita di daerah Brooklyn, Amerika Serikat, mulai September tahun lalu. Kala itu ia menerima enam siswa balita dengan kisaran umur 9 hingga 20 bulan. Ia mengaku bahwa idenya ini muncul ketika menjaga bayi tetangganya.
"Saat itu aku sedang menjaga seorang bayi laki-laki bernama Rider yang berumur 1,5 tahun," ungkapnya. "Aku bawa laptop dan peralatan DJ milikku dan dia mulai tertarik. Aku bertanya 'Kamu mau tahu bagaimana cara kerjanya?' dan dia menjawab dengan antusias."
Perempuan berusia 31 tahun ini mengungkapkan bahwa mulanya ia sangat kesulitan mengajari balita ini. Mereka hanya bermain-main dan memencet semua alat DJ secara sembarangan. Namun ketika ia mulai memutarkan sebuah lagu, sontak balita tersebut mulai menari gembira dan menunjukkan ekspresi merespon musik tersebut.
"Mereka menjalani tes mengenal dan mengingat melodi selama tiga bulan," sambungnya. "Setelah itu mereka akan kudidik selama 3 tahun untuk membentuk pola pikir menarik tentang musik DJ ini." Sementara itu, para orangtua balita mengaku tertarik dengan sekolah DJ ini karena lain daripada lainnya. Mereka menilai sekolah ini adalah cara terbaik mengetahui bakat si anak dan mengembangkannya di jalan yang benar.
"Ini membuat anakku mencintai musik, dia sekarang tertarik dengan rap," ujar Samantha. "Aku tidak tahu apakah anakku nantinya akan menjadi seorang DJ, namun aku melihat dia sekarang lebih bisa merespon musik dengan baik dan bisa menari mengikuti ritme," imbuh orangtua lainnya.
Sumber : Bugis Site
Natalie Weiss membuka sebuah sekolah DJ khusus untuk balita di daerah Brooklyn, Amerika Serikat, mulai September tahun lalu. Kala itu ia menerima enam siswa balita dengan kisaran umur 9 hingga 20 bulan. Ia mengaku bahwa idenya ini muncul ketika menjaga bayi tetangganya.
"Saat itu aku sedang menjaga seorang bayi laki-laki bernama Rider yang berumur 1,5 tahun," ungkapnya. "Aku bawa laptop dan peralatan DJ milikku dan dia mulai tertarik. Aku bertanya 'Kamu mau tahu bagaimana cara kerjanya?' dan dia menjawab dengan antusias."
Perempuan berusia 31 tahun ini mengungkapkan bahwa mulanya ia sangat kesulitan mengajari balita ini. Mereka hanya bermain-main dan memencet semua alat DJ secara sembarangan. Namun ketika ia mulai memutarkan sebuah lagu, sontak balita tersebut mulai menari gembira dan menunjukkan ekspresi merespon musik tersebut.
"Mereka menjalani tes mengenal dan mengingat melodi selama tiga bulan," sambungnya. "Setelah itu mereka akan kudidik selama 3 tahun untuk membentuk pola pikir menarik tentang musik DJ ini." Sementara itu, para orangtua balita mengaku tertarik dengan sekolah DJ ini karena lain daripada lainnya. Mereka menilai sekolah ini adalah cara terbaik mengetahui bakat si anak dan mengembangkannya di jalan yang benar.
"Ini membuat anakku mencintai musik, dia sekarang tertarik dengan rap," ujar Samantha. "Aku tidak tahu apakah anakku nantinya akan menjadi seorang DJ, namun aku melihat dia sekarang lebih bisa merespon musik dengan baik dan bisa menari mengikuti ritme," imbuh orangtua lainnya.
Sumber : Bugis Site